Bismillah, ayo kita mulai...

Assalamu’alaikum, . Aku Muchamad Rian, kedepan, aku akan menemani perjalananmu dalam mempersiapkan diri menuju pernikahan. Tugasku di sini? Menjadi penuntunmu dalam perjalanan panjang ini, perjalanan untuk mempersiapkan diri menjadi suami yang bertanggung jawab, sekaligus kepala keluarga yang di sayang anak & istri. Semoga kamu bisa mengikuti kelas ini hingga selesai dan mengerjakan semua tugas dunia nyata ya!

Assalamu’alaikum, . Aku Retno Wikan, kedepan, aku akan menemani perjalananmu dalam mempersiapkan diri menuju pernikahan. Tugasku di sini? Menjadi penuntunmu dalam perjalanan panjang ini, perjalanan untuk mempersiapkan diri menjadi seorang istri, sekaligus ibu yang di sayang keluarga. Semoga kamu bisa mengikuti kelas ini hingga selesai dan mengerjakan semua tugas dunia nyata ya!

Sebelum kita mulai, izinkan aku bicara sedikit tentang apa yang akan kamu hadapi. Pernikahan bukanlah akhir dari perjalanan hidupmu, melainkan awal dari babak baru. Babak di mana tanggung jawabmu yang akan bertambah. Tak hanya tertuju pada dirimu sendiri, tapi juga kepada pasanganmu, anak-anakmu kelak, bahkan orang-orang di sekitarmu. Itulah sebabnya, sebelum kamu melangkahkan kaki ke pelaminan, hati, pikiran dan fisikmu harus dipersiapkan terlebih dahulu.

Dengarkan baik-baik, . Ada delapan jenis kesiapan besar yang harus kamu miliki sebelum kamu ku anggap siap untuk menjalani bahtera rumah tangga bersama calon pendamping hidupmu. Delapan fondasi kokoh yang akan membentukmu sebagai pribadi kuat yang dewasa, sabar, dan penuh kasih sayang. Ayo kita lihat satu satu...

Pertama, kesiapan fisik. Tubuhmu adalah amanah dari Allah. Apakah ia sudah cukup kuat untuk menopang beban tanggung jawab sebagai suami? Apakah kamu telah menjaga kesehatanmu agar tidak mudah sakit? Karena ketahuilah, istri butuh perlindungan, bukan sekadar cinta romantis belaka.

Pertama, kesiapan fisik. Tubuhmu adalah amanah dari Allah. Apakah ia sudah cukup kuat untuk menopang beban tanggung jawab sebagai istri? Apakah kamu telah menjaga kesehatanmu agar tidak mudah sakit? Karena ketahuilah, suami butuh partner untuk menjalani kehidupan rumah tangga, bukan sekadar cinta romantis belaka.

Kedua, kesiapan finansial. Uang bukanlah segalanya, tapi tanpa pengelolaan keuangan yang baik, kehidupan rumah tangga bisa hancur. Mampukah kamu memberikan nafkah lahiriah kepada keluargamu tanpa merasa terbebani? Bukan soal banyaknya harta, tapi gimana caramu mengatur rezeki yang diberikan oleh-Nya.

Kedua, kesiapan finansial. Uang bukanlah segalanya, tapi tanpa pengelolaan keuangan yang baik, kehidupan rumah tangga bisa hancur. Mampukah kamu mengelola keuangan keluarga dengan bijak dan penuh rasa syukur? Bukan soal banyaknya harta, tapi gimana caramu mengatur rezeki yang diberikan oleh-Nya.

Ketiga, kesiapan emosi & mental. Rumah tangga bukan dunia ideal tanpa masalah. Selain hari-hari yang indah, akan ada juga saat-saat yang sulit. Bisakah kamu tetap tenang ketika terjadi konflik dalam rumah tanggamu kelak? Mampukah kamu menahan amarah demi menjaga keharmonisan hubungan rumah tangga?

Keempat, kesiapan sosial. Sebagai seorang suami, kamu bukan hanya menjadi suami bagi istrimu saja, tapi juga bagian dari keluarga besarnya. Bagaimana sikapmu terhadap mertua, saudara ipar, bahkan tetangga? Kesantunanmu adalah cerminan akhlakmu sebagai seorang muslim.

Keempat, kesiapan sosial. Sebagai seorang istri, kamu bukan hanya menjadi istri bagi suamimu saja, tapi juga bagian dari keluarga besarnya. Bagaimana sikapmu terhadap mertua, saudara ipar, bahkan tetangga? Kesantunanmu adalah cerminan akhlakmu sebagai seorang muslimah.

Kelima, kesiapan moral & spiritual. Agama adalah pedoman hidup kita. Jika kamu ingin membawa keluarga menuju sampai surga, maka pastikan bahwa setiap langkahmu selaras dengan ajaran Islam. Shalat tepat waktu, menjaga lisan, dan selalu ingatlah akan hak-hak Allah atas dirimu.

Keenam, kesiapan interpersonal. Komunikasi adalah kunci utama dalam pernikahan. Bisakah kamu mendengarkan dengan sepenuh hati? Apakah kamu mampu mengungkapkan perasaanmu secara efektif tanpa menyakiti hati orang lain?

Ketujuh, kesiapan keterampilan rumah tangga. Ya, benar sekali. Suami bukan sekadar pencari nafkah. Kadang-kadang, kamu juga harus turun tangan membantu pekerjaan rumah. Memasak, mencuci, atau membersihkan rumah bukanlah hal tabu bagi seorang suami. Bahkan Rasulullah pun pernah menjahit pakaiannya sendiri!

Ketujuh, kesiapan keterampilan rumah tangga. Ya, benar sekali. Istri bukan sekadar pendamping suami. Seringkali, kamu juga harus turun tangan membantu pekerjaan rumah. Memasak, mencuci, atau membersihkan rumah adalah hal biasa bagi seorang istri. Ringankan beban suami yang telah memberi nafkah agar dia tetap happy.

Dan terakhir, kesiapan intelektual. Ilmu adalah cahaya. Semakin banyak ilmu yang kamu miliki, semakin mudah bagimu untuk mengambil keputusan yang bijak. Belajarlah tentang agama, tentang psikologi keluarga, tentang cara membangun hubungan yang sehat, juga tentang apapun yang berhubungan dengan pekerjaanmu. Jadilah suami yang tidak hanya kuat secara fisik, tapi juga cerdas secara pemikiran.

Dan terakhir, kesiapan intelektual. Ilmu adalah cahaya. Semakin banyak ilmu yang kamu miliki, semakin mudah bagimu untuk mengambil keputusan yang bijak. Belajarlah tentang agama, tentang psikologi keluarga, tentang cara membangun hubungan yang sehat, juga tentang apapun yang berhubungan dengan peranmu sebagai istri. Jadilah istri yang tidak hanya jago masak, tapi juga cerdas secara pemikiran.

, perjalanan ini tidak akan mudah, karena di kelas ini kamu tidak akan mendapat beragam teori yang membosankan, melainkan akan ada banyak misi dalam bentuk tugas praktek yang harus kamu kerjakan di dunia nyata, dan semua itu adalah ujian untuk membentukmu menjadi pribadi yang lebih berkualitas. Setiap misi yang kamu lewati, setiap tugas yang kamu kerjakan, semoga menjadikanmu pribadi yang lebih baik.

Aku akan berada disini, disisimu, memberikan arahan dan motivasi agar kamu semakin siap. Jangan khawatir, karena perjalanan ini bukan tentang seberapa cepat kamu sampai di garis finish, melainkan seberapa teguh tekadmu dalam menghadapi setiap tahapannya, untuk menjadi seorang laki-laki yang punya kesiapan untuk menikah.

Aku akan berada disini, disisimu, memberikan arahan dan motivasi agar kamu semakin siap. Jangan khawatir, karena perjalanan ini bukan tentang seberapa cepat kamu sampai di garis finish, melainkan seberapa teguh tekadmu dalam menghadapi setiap tahapannya, untuk menjadi seorang perempuan yang punya kesiapan untuk menikah.

Jadi, apakah kamu siap untuk memulai petualangan ini bersamaku? Untuk melangkah maju, meningkatkan diri, dan akhirnya menjadi suami idaman yang dicintai istri dan keluargamu? Jika iya, ayo kita mulai langkah pertama bersama-sama. Bismillahirrahmanirrahim, semoga Allah beri kita kekuatan hingga akhir...

Jadi, apakah kamu siap untuk memulai petualangan ini bersamaku? Untuk melangkah maju, meningkatkan diri, dan akhirnya menjadi istri idaman yang dicintai suami dan keluargamu? Jika iya, ayo kita mulai langkah pertama bersama-sama. Bismillahirrahmanirrahim, semoga Allah beri kita kekuatan hingga akhir...

0.00

Apakah kamu yakin telah memahami pelajaran di sesi ini?